www.fasznews.com -
Blitar_ Desa Ngadipuro, yang terletak di Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, menjadi tuan rumah pelatihan bertema “Pengelolaan Desa Wisata Digital, Ramah Muslim, serta Toureguide” pada 4 November 2024. Kegiatan yang berlangsung di Cafe Songo Langit ini dihadiri oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Ngadipuro serta para pemangku kepentingan di sektor pariwisata. Dengan pemandangan yang memukau sebagai latar acara, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat dalam mengelola potensi desa wisata secara profesional dan berkelanjutan.
Pelatihan ini menghadirkan pemateri-pemateri berpengalaman di bidangnya. Bapak Andi Yuwono, perwakilan dari Asosiasi Desa Wisata (Asihdewi), menyampaikan materi mengenai pengelolaan desa wisata berbasis digital. Beliau menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi dalam memperluas jangkauan promosi dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada wisatawan. Dalam presentasinya, Andi Yuwono menyoroti langkah-langkah strategis seperti pengelolaan media sosial, pembuatan konten digital berkualitas, dan penggunaan aplikasi untuk mempermudah transaksi wisatawan.
Selain itu, pelatihan ini juga membahas pariwisata ramah Muslim, sebuah segmen yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Desa Ngadipuro. Materi ini disampaikan oleh dosen dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Tulungagung, yang memberikan pandangan mendalam mengenai kebutuhan wisatawan Muslim. Mereka menyoroti pentingnya menyediakan fasilitas seperti tempat salat, arah kiblat di penginapan, dan makanan halal sebagai bagian dari strategi inklusivitas. Diskusi interaktif antara pemateri dan peserta memberikan pemahaman baru tentang bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan kebutuhan wisatawan Muslim tanpa mengurangi keaslian budaya Desa Ngadipuro. Selainj itu, Dosen dari UNESA juga memberikan pelatihan digitalisasi wisata desa dengan memberikat pelatihan teknis operasional aplikasi “alamku” yang berfungsi sebagai media tiket digital.
Sesi pelatihan toureguide dipandu oleh Kang Mahathir, seorang praktisi dan trainer berpengalaman di bidang pemanduan wisata. Kang Mahathir memberikan pelatihan intensif mengenai teknik komunikasi efektif, storytelling, dan pengetahuan mendalam tentang sejarah serta budaya lokal. Dalam simulasinya, peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan kemampuan mereka dalam memandu wisatawan, menonjolkan keunikan Desa Ngadipuro sebagai destinasi wisata. Kang Mahathir juga menekankan bahwa seorang pemandu wisata tidak hanya bertugas menunjukkan arah, tetapi juga harus mampu menciptakan pengalaman yang berkesan bagi wisatawan melalui cerita dan interaksi yang autentik.
Pemilihan Cafe Songo Langit sebagai lokasi pelatihan menjadi salah satu daya tarik utama kegiatan ini. Tempat ini dikenal dengan pemandangannya yang indah, menawarkan latar belakang pegunungan hijau dan udara segar yang mencerminkan keindahan alam Desa Ngadipuro. Suasana yang nyaman dan inspiratif ini semakin mendukung keberhasilan pelatihan, menjadikan Cafe Songo Langit tidak hanya sebagai tempat pelaksanaan acara, tetapi juga sebagai contoh destinasi wisata unggulan yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Kepala Desa Ngadipuro, Bapak Eko Wahyudi, menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan pelatihan ini. Ia berharap bahwa ilmu yang didapatkan dari kegiatan ini dapat diterapkan untuk mengembangkan potensi wisata desa secara maksimal. Menurutnya, pelatihan ini menjadi langkah awal yang penting dalam upaya menjadikan Desa Ngadipuro sebagai destinasi wisata unggulan di Kabupaten Blitar yang ramah muslim. “Kami sangat berterima kasih kepada para pemateri yang telah berbagi ilmu dan pengalaman mereka. Ini adalah kesempatan besar bagi kami untuk belajar dan berkembang,” ujar Eko Wahyudi.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, Desa Ngadipuro telah mengambil langkah konkret menuju pengelolaan wisata yang lebih maju dan berdaya saing. Para pemateri, peserta, dan seluruh pihak yang terlibat berharap bahwa hasil dari pelatihan ini dapat menjadi pijakan kuat untuk membawa Desa Ngadipuro ke tingkat yang lebih tinggi dalam sektor pariwisata. Transformasi yang dimulai dari digitalisasi, layanan ramah Muslim, dan pemanduan wisata profesional ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kunjungan wisatawan, tetapi juga kesejahteraan masyarakat setempat. Ke depan, Desa Ngadipuro diharapkan dapat menjadi model inspiratif bagi pengembangan desa wisata di seluruh Indonesia
